Milenial di Lombok Timur Ingin Sosok Baru pada Pemilu 2024, Ogah Memilih Pemain Lama

- Minggu, 21 Mei 2023 | 22:55 WIB
Salah seorang Genarasi Milenila wilayah Selatan Lotim, Giri Biaya Maulaba Badwi.  (Photo: Ntbpos/Unrara)
Salah seorang Genarasi Milenila wilayah Selatan Lotim, Giri Biaya Maulaba Badwi. (Photo: Ntbpos/Unrara)

LOMBOK TIMUR, NTBPOS.com - Anak - anak muda Generasi Z dan Milenial menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan pada Pemilu 2024 mendatang.

Mengutip dari bawaslu.go.id, Berkaca kepada pelaksanaan Pemilihan Umum serentak tahun 2019, peran serta Generasi Milenial dalam hal persentase jumlah pemilih cukup besar. 

Lebih dari 40 persen pemilih pemilu serentak tahun 2019 adalah golongan Generasi Milenial. Dari data ini dapat dikatakan untuk melakukan suatu perubahan besar ke arah yang lebih baik, peran serta generasi milenial sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Ditetapkannya Menkominfo Sebagai Tersangka Kasus BTS 4G, Ujian Bagi NasDem

Bahkan, pada Pemilu 2024 mendatang menurut data KPU Generasi Milenial lebih dari 60 persen memiliki hak pilih dan menjadi bahasan politik yang sering diperbincangkan.

Generasi Milenial adalah kelompok anak muda yang pemikirannya sangat kritis terhadap suatu hal yang terjadi di lingkungannya, baik itu menyangkut gaya hidup, masalah sosial dan juga politik.

Generasi Milenial saat ini khususnya di Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB) ingin melakukan perubahan. Sebab, psikologis mereka telah rusak oleh janji - janji muluk para politikus konvensional. Karena itu mereka ogah memilih para pemain lama lebih lebih calon legislatif dari luar daerah atau impor. 

Baca Juga: Karman Dinilai Cocok Diberikan Ruang Pengabdian Lebih Luas

Menurut analis politik Pangi Syarwi Chaniago, bahwa anak - anak muda cenderung mempertimbangkan penampilan fisik dan karakter calon.

Hal ini karena sebagian mereka tergolong pemilih yang mempertimbangkan kedekatan psikologis. Meski begitu, menurut dia, ada juga sebagian dari mereka yang mendasarkan pilihan dari pengalaman dan kinerja. 

Pangi mengatakan porsi pemilih rasional ini sekitar 20 persen. "Sekitar 35 persen pemilih psikologis, 20 persen rasional, dan pemilih berbasis agama sekitar 5 persen," jelas Pangi.

Baca Juga: Anak Usia 8 Tahun Meninggal Dunia Tergerus Arus saat Mandi di Saluran Irigasi

Kajian Pangi ini, ada benarnya. Diungkap oleh Generasi Milenial wilayah selatan Kabupaten Lombok Timur. Mereka merasa trauma terhadap pemimpin - pemimpin saat ini baik anggota Legislatif, Bupati dan Gubernur.

Psiologis mereka sudah dirusak oleh janji - janji politik. "Apalagi calon dari luar daerah untuk DPR, itu lebih parah lagi gak jelas visi misinya dalam pembangunan daerah kita, ogah ah pilih mereka", kata Giri Buya Maulana Badwi pada NTBPos.com, Ahad 21 Mei 2023 di Jerowaru, Lombok Timur

"Anggota Legislatif ini, waktu pencalegan saja mereka datang mencari suara. Setelahnya hilang, kami sudah trauma," sambung Giri Biaya. 

Halaman:

Editor: Acep Suherlan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X