Komunitas PSP SD Lotim Gelar Workshop Pengembangan dan Modul P5

- Selasa, 7 Maret 2023 | 19:59 WIB
Guru dari Sekolah Penggerak, yang mengikuti workshop Mata Pelajaran Bahasa Inggris.  (Photo: NTBPOS/Istimewa)
Guru dari Sekolah Penggerak, yang mengikuti workshop Mata Pelajaran Bahasa Inggris. (Photo: NTBPOS/Istimewa)

LOMBOK TIMUR, NTBPOS.com - Komunitas Program Sekolah Penggerak (PSP) Sekolah Dasar (SD) angkatan ke dua, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), menggelar workshop Pengembangan dan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SDN 2 Nyiur Tebel, Kecamatan Sukamulia, Selasa 7 Maret 2023.

Hal itu dilaksanakan guna mengembangkan diri dan guru lain dengan cara merefleksi ilmu, baik dengan cara berkolaborasi maupun secara mandiri. Kegiatan ini juga bagian dari kompetensi dalam merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi. 

Selain itu juga dapat mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah. Hal itu disampikan Ketua Komunitas PSP SD angkatan ke II Lotim, Sumiadis, kepada media ini, Selasa 7 Maret 2023.

Baca Juga: PN Jakpus Keluarkan Putusan Penundaan Pemilu

Sumiadis mengutip apa yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI), Nadiem Makarim. Nadim mengatakan bahwa guru penggerak adalah ujung tombak perubahan signifikan pendidikan Indonesia.

Dijelaskannya pula bahwa guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan kemerdekaan dalam belajar. Mereka turut serta menggerakkan ekosistem dunia pendidikan guna mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.

“Hadirnya program guru penggerak ini sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dan mewujudkan merdeka belajar,“ katanya. 

Baca Juga: Sekretaris Komisi II DPRD Lotim Kecam Kadis Dikbud Menolak PSP dan IKM

Dengan demikian, sambung dia, workshop yang diikuti 216 peserta dari 36 Sekolah Penggerak ini, diberikan bimbingan oleh fasilitator yang berkompeten.

Semua peserta terbagi menjadi tiga bagian. Diantaranya, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan dan Bahasa Inggris. “Masing- masing mata pelajaran satu fasilitator,“ terang dia.

Sumiadis berharap, melalui worksop ini, peserta dari Sekolah Penggerak ini dapat mengembangkan sendiri modul ajar dan P5 sesuai kebutuhan sekolah masing-masing. 

Baca Juga: Kegiatan Sabtu Budaya Diharapkan Membentuk Karakter Peserta Didik SMPN 1 Masbagik

“Kebutuhan sekolah kita kan berbeda-beda. Melalui kegiatan ini maka guru dapat membuat modul ajar dan P5 itu,“ tandasnya. np

Editor: Unrara Angan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

TGB Minta Santri Adaptif Hadapi Perubahan Zaman

Selasa, 14 Februari 2023 | 15:57 WIB
X