Muhammadiyah Menetapkan 1 Ramadan 23 Maret dan 1 Syawal 21 April 2023

- Senin, 6 Februari 2023 | 19:26 WIB
Resmi, Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan  23 Maret, 1 Syawal 144 H Jumat 21 April 2023 .  (Photo: Muhammadiyah.or.id)
Resmi, Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 23 Maret, 1 Syawal 144 H Jumat 21 April 2023 . (Photo: Muhammadiyah.or.id)

YOGYAKARTA, NTBPOS.com - Pimpinan Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Ramadhan 1444 H pada Kamis, 23 Maret 2023, 1 Syawal 1444 H atau Idulfitri jatuh pada Jumat, 21 April 2023, dan 1 Zulhijjah 1444 H atau Iduladha, pada Senin 19 Juni 2023.

Penetapan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada Konferensi Pers Maklumat PP Muhammadiyah di kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro, No. 23, Kota Yogyakarta, pada Senin 6 Februari 2023, dilansir dari Muhammadiyah.or.id.

Selain Muhammad Sayuti, hadir di acara tersebut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Syamsul Anwar, dan Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurrohman.

Baca Juga: Tim Harmonisasi Lombok Timur Akan Tertibkan Retribusi MBLB Melalui Mulut Tambang

Penetapan 1 Ramadhan, kata Syamsul Anwar memiliki potensi yang sama dengan pemerintah, tetapi awal Syawal dan Zulhijjah ada potensi yang berbeda dengan pemerintah karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal, sementara pemerintah berpedoman pada membedakan MABIMS.

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah, karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat.” Tuturnya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan agar jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan, karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.

Baca Juga: MoU NU, NWDI dan Muhammadiyah Teken, Kolaborasi Membangun Bangsa 

Perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru, oleh karena itu Haedar mendorong dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan pernghargaan dan kearifa atas perbedaan.

“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga negara lalu merebut kembali, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian dari getaran nad perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam yang satu sama lain saling paham, hargai dan saling hargai.” Imbuhnya. ***

Editor: Najamudin Annaji

Sumber: Muhammadiyah.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PN Jakpus Keluarkan Putusan Penundaan Pemilu

Selasa, 7 Maret 2023 | 15:53 WIB

Presiden Jokowi Tegaskan ASN Jangan Sombong

Sabtu, 4 Maret 2023 | 11:42 WIB

Prabowo Batal Berkunjung ke Lotim, Warga Kecewa

Kamis, 16 Februari 2023 | 17:41 WIB

Antisipasi Bencana Demografi Melalui BLK Komunitas

Sabtu, 11 Februari 2023 | 12:46 WIB
X