LOMBOK TIMUR, NTBPOS.com - Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebut bahwa stunting Kabupaten Lombok Timur pada tahun 2022 di angka 32,07 persen.
Sedangkan pada Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( e-PPGBM) di angka 16,98 persen.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), Ahmat mengatakan sumber yang diakui pemerintah hanya SSGI.
Baca Juga: Peran Tenaga Gizi Dalam Mengintervensi Stunting di Lotim
"e-PPGBM itu belum diakui. Yang diakui survei SSGI," ujar Ahmat, usai rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, di Rupatama I Kantor Bupati Lombok Timur, Selasa 28 Maret 2023.
Dia menyebut, ada beberapa kabupaten yang mampu mematahkan (menurunkan_red) angka stunting menurut SSGI. Salah satunya Kabupaten Sumedang. Seperti diketahui angka stunting Sumedang sangat tinggi.
"Survei SSGI itu kan sekali setahun, sedangkan e-PPGBM setiap bulan. Dengan argumen dan alat dimiliki, Sumedang bisa mematahkan data SGGI," kata Amat.
Baca Juga: Majelis Hakim Pengadilan Tinggi NTB Menghukum Para Tergugat Intervensi Lahan PT SKE di Sembalun
Untuk mengikuti jejak Sumedang, Lombokn Timur mencoba menyiapkan program Kris. "Kita telah siaokan program," beber Ahmat.
Dijelaskannya, program Kris itu berisi aplikasi by name by address bay intervensi. "Dalam waktu dekat ini kita akan luncurkan program ini," tandasnya. np
Artikel Terkait
Pemerintah Indonesia Keluarkan Kebijakan Baru Sejak Munculnya Penyakit Menular 'Zoonosis'
Dinas Kesehatan Lombok Timur Harap Kolaborasi Nakes dan Pemdes untuk Mencegah Zoonosis
Limbah Batu Bara PLTU Sambelia Ancam Nasib Wisata Gili Lampu dan Warga Sekitar
Buruh Tani Asal Lenek Tersambar Petir di Jerowaru
Tiga Orang Warga Lombok Tengah Tersambar Petir di Desa Wakan, Satu Korban Meninggal Dunia